Setiap 10 November, kita merayakan Hari Pahlawan sebagai bentuk penghormatan terhadap mereka yang telah mengorbankan nyawa demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun, apakah kita sudah cukup memahami makna peringatan ini? Tidak hanya sebagai seremonial tahunan, tetapi sebagai momentum untuk merenungkan bagaimana kita dapat melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara kita sendiri di era yang berbeda.
Seperti yang tercermin dalam upacara peringatan Hari Pahlawan pada 11 November 2024 di Lapangan Kemaritiman, yang dihadiri oleh Taruna/i Angkatan 21 dan 22 Jurusan Kemaritiman, kita diajak untuk mengenang para pahlawan, terutama yang gugur dalam pertempuran Surabaya. Peristiwa heroik tersebut menunjukkan bagaimana semangat juang yang luar biasa, meskipun dengan kekuatan yang tidak sebanding, mampu menginspirasi dan membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk terus melawan penjajahan.
Meskipun sudah lebih dari tujuh dekade sejak pertempuran itu terjadi, semangat perjuangan yang dipancarkan oleh para pahlawan harus tetap menjadi inspirasi bagi kita semua. Terlebih lagi bagi generasi muda yang kini tumbuh dalam kondisi kemerdekaan. Di sinilah pentingnya momen seperti ini untuk mengingatkan kita bahwa kemerdekaan yang kita nikmati saat ini tidak datang dengan mudah.
Namun, apakah para pemuda masa kini cukup memahami arti pentingnya perjuangan ini? Di tengah perkembangan teknologi dan globalisasi yang pesat, banyak di antara kita yang mulai teralihkan oleh berbagai kemudahan hidup. Bahkan, di banyak kesempatan, peringatan Hari Pahlawan kadang hanya dianggap sebagai formalitas semata. Padahal, makna sesungguhnya dari peringatan ini seharusnya mendorong kita untuk bertanya: "Apa yang bisa saya lakukan untuk negara ini? Bagaimana saya bisa berkontribusi untuk membangun bangsa yang lebih baik?"
Hari Pahlawan seharusnya menjadi titik awal bagi setiap individu untuk menanamkan rasa cinta tanah air yang tulus, mengingat bahwa perjuangan tidak hanya terbatas pada medan perang. Di era modern ini, kita bisa mengisi kemerdekaan dengan berbagai cara: dengan belajar dan menjadi ahli di bidang tertentu, berinovasi, melestarikan budaya, atau bahkan berjuang untuk keadilan sosial. Seperti yang terjadi pada 10 November 1945, perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah juga dimulai dari kesadaran kolektif rakyat yang tak kenal lelah.
Bagi para Taruna/i Kemaritiman yang turut serta dalam upacara tersebut, semangat perjuangan ini harus ditanamkan lebih dalam lagi. Mengingat peran penting sektor maritim bagi perekonomian dan pertahanan negara, generasi muda di bidang ini harus menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan Indonesia, baik di laut maupun di daratan.
Hari Pahlawan bukan hanya milik para pahlawan yang telah gugur, tetapi juga milik kita semua—sebagai penerus bangsa. Kita memiliki tanggung jawab moral untuk meneruskan perjuangan mereka, bukan hanya dengan mengenang, tetapi juga dengan mengisi kemerdekaan ini dengan aksi nyata. Sebagaimana para pahlawan bertempur di medan perang, kita kini harus bertempur di medan kehidupan modern, dengan cara yang lebih relevan dan konstruktif.
Sebagai penutup, mari kita jadikan Hari Pahlawan bukan sekadar sebuah kenangan, tetapi sebagai semangat yang membara dalam setiap langkah kita menuju Indonesia yang lebih baik. Seperti yang tercatat dalam sejarah, hanya dengan semangat persatuan dan perjuangan, kita dapat mengatasi segala tantangan yang ada di hadapan kita.